Rabu, 21 Januari 2009

Provinsi
Sulawesi Utara

Alamat:
Jl. 17 Agustus No. 69
Manado

Telepon:
(0431) 865559 ext. 176,179, 172

Fax:
(0431) 855950

Email:
kpde@sulut.go.id

Website:
www.sulut.go.id/


Home arrow Prov Sulawesi Utara



Sosial Budaya Provinsi Sulawesi Utara
04-01-2008
Penduduk Sulawesi Utara terdiri atas tiga kelompok etnis utama, masing-masing Suku Minahasa, Suku Sangihe dan Talaud, dan Suku Bolaang Mongondow, Masing-masing kelompok etnis terbagi pula subetnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma kemasyarakatan yang khas. Inilah yang membuat bahasa di provinsi itu terbagi dalam Bahasa Minahasa ( Toulour, Tombulu, Tonsea, Tontemboan, Tonsawang, Ponosakan dan Batik); Bahasa Sangihe Talaud ( Sangie Besar, Siau, Talaud); dan Bahasa Bolaang Mongondow (Mongondow, Bolaang, Bintauna, Kaidipang). Namun demikian, Bahasa Indonesia digunakan dan dimengerti dengan baik oleh sebagian besar penduduk di sana.

Masyarakat Sulawesi Utara didominasi oleh Suku Minahasa (33,2%), diikuti Suku Sangir (19,8%), Suku Bolaang Mangondow (11,3%), Suku Gorontalo (7,4%) lalu Suku Totemboan (6,8%). Lagu daerah yang akrab mereka nyayikan adalah Sia Patokaan dan O Ina Ni Keke. Di Kota Manado dan sekitarnya, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Melayu Manado. Bahasa daerah Manado menyerupai Bahasa Indonesia tetapi dengan logat yang khas. Beberapa kata dalam dialek Manado berasal dari bahasa Belanda dan bahasa Portugis karena daerah ini dulu merupakan wilayah penjajahan Belanda dan Portugis.

Penduduk di Kota Manado terdiri atas berbagai latar belakang etnis maupun agama. Mayoritas penduduk berasal dari Suku Minahasa, menyusul Suku Sangihe Talaud, Suku Bolaang Mongondow, Suku Gorontalo dan masyarakat keturunan Tionghoa. Selain itu terdapat pula Suku Jawa, Batak, Arab, Maluku, Makasar dan sebagainya. Mayoritas penduduk disana beragama Kristen dan Katolik. Sejumlah besar gereja dapat ditemui di seantero kota. Meski demikian, masyarakat Manado terkenal sangat toleran, rukun, terbuka dan dinamis. Karenanya Kota Manado memiliki lingkungan sosial yang relatif kondusif dan dikenal sebagai salah satu kota yang relatif aman di Indonesia. Sewaktu negeri ini sedang rawan akibat goncangan politik tahun 1999 dan berbagai kerusuhan melanda kota-kota di Indonesia, Kota Manado dapat dikatakan relatif aman. Hal itu tercermin dari semboyan masyarakat disana, torang samua basudara (kita semua bersaudara).

Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya adalah kolintang. Alat musik ini dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Biasanya untuk memainkan sebuah lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk menghasilkan kombinasi suara yang bagus.

Masyarakat Manado juga disebut “warga Kawanua”. Walaupun secara khusus Kawanua dinisbatkan kepada Suku Minahasa, secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, “Kawanua” sering diartikan sebagai penduduk negeri atau “wanua-wanua” yang bersatu atau “Mina-Esa” (Orang Minahasa). Kata “Kawanua” diyakini berasal dari kata “Wanua”, yang dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu) diartikan sebagai wilayah permukiman. Sementara dalam bahasa Minahasa, kata “Wanua” diartikan sebagai negeri atau desa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar